Rabu, 30 Januari 2008

My Portofolio


Job wedding Yudha & Ade
12 Jan 08, Birawa, Bidakara, Jak-Sel

Kamera : S3pro, Nikon D70s dan Nikon D40
Lensa : Nikon 105mm fix VR f 2.8, Tamron 17-50mm f 2.8, Tamron 11-18mm.
Blitz : Nikon SB 800
Lighting : Paket “murmergus” Tronic 2 titik, plus lighting 500w satu
Other acc. : Lightspere P1 clear, Pop Up diffuser, Wireless flash trigger, IR trigger, Radio Slave, Bg Stand 1 bar, BG abstrak 2,5m x 5m, BG kaos polos putih 2,5m x3m.

By : Nicko Darwis


Sebagian isi album yg di deliver ke klien.
salah satu contoh album job wedding (yg disetujui klien), konsep, foto, oldig, lay out oleh saya.

Gaya Desain ini hasil diskusi dan kemauan klien, bukan pola tetap bagi saya (bertujuan megikuti selera klien)
biasanya ukuran 20x25 cm cetaknya.

menggunakan paket lampu murmergus dkk.

sebelum membuat lay out ini, materi fotonya, klik di :

materi foto by nickodarwis

my facebook update album


Sabtu, 19 Januari 2008

Umur 4 thn Motret Pakai DSLR


Suasana mini studio dadakan diruang tamu, Sob Anto FNer lagi mampir kerumah, ambil paket lampu, test dan Khalil Ikut motret serta jadi model, hehehehe.

Nikon D40 dan lensa kitnya, sangat cocok untuk Khalil, fleksibel, tanpa beban, dan hasilnya bagus banget, Puas saya lihat kamera ini, VIVA d40 !

Foto by Anto
Kolase by Nicko

Hasil foto event ini oleh Khalil (foto by Khalil 01, 02, 03 & 16)

Canon 350 D (punya Anto)
Lensa Kit
IR trigger Tronic
Lampu Studio Tronic "Murmergus" 2 titik lampu.
Bg abstrak marbel bahan kaos, 2.3mx3m warna hitam.

paket lampu tronic "murmergus"
http://nickodarwis.multiply.com/photos/album/1/Foto_with_Murmergus


Berawal ketika saya beli Nikon DSLR D40 dgn lensa kit Nikon18mm-55mm, mungil, ringan dan hasil yg “wah”, anak pertama ku Khalil (4 thn, sekolah TK nol kecil) sering ikut motret. Kamera nggak perlu saya pegangin karena berat seperti dulu, tripod dan monopod pun dapat saya tinggalkan dalam pemotretan by Khalil. Inilah salah satu alasan saya membeli DSLR Nikon D40 kit.

Hari lainnya D40 Khalil saya simpan saja di box khusus Khalil, gampang dia raih, pop up/internal diffuser tetap terpasang dikamera untuk menjaga flash internal dalam eksplorasinya tanpa saya. Istri saya perbantukan untuk mengawasi ketika saya "ngantor".
"Pokoknya ma !, kalau Khalil lagi mama suapin makan, pindahin DSLR dia, kalau habis motret trus naik sepeda, ambil ya. Kalau lagi minum air, hindari, bla-bla-bla". pinta saya ke istri. Lainnya, "feel free aja Khalil......let it flow".

Karena pekerjaan, kadang temen fotografer dotnet “FN” atau multiply “MP” dan lainnya, yg beli paket lampu studio kerumah, terus mencoba setup mini studio yg saya buat "dadakan" diruang tamu, untuk sharing motret studio ke temen-temen, Khalil terpengaruh untuk motret....PS atau mainan yg asik dimainkannya, rela dia tinggalkan sejenak.

Dulu umur 3,5 th saya "warisin" Nikon pocket coolpix 3100, Khalil mulai tertarik dgn “popo gapi” (baca : fotografi) hehehe cadelnya anak kecil.
Dia tahu kalo saya karyawan swasta "kantoran" dan juga fotografer di week end. Cara pengenalan dia dari baju yg saya pakai, dan peralatan yg saya bawa. Kalo ngantor nggak motret, dia menyapa saya yg mau berangkat, “papa eja antor ya?” (baca : papa pergi kekantor ya?)…
Kalo saya ada job motret di week end, “papa popo gapi ya”, hehehehe (baca : papa lagi ada job fotografi ya?) ucap dia kesaya.

Sekitar 2 bulan saja dia menikmati kamera pocket, selanjutnya nggak mau, “mama punya” katanya menolak, sambil melirik Nikon D100 saya yg ada vertical grip. Akhirnya saya perbolehkan, namun pakai tripod yg saya stel atau monopod yg saya pegang satu tangan dan duduk disampingnya.


UMUR 4 thn :
Pelatihan saya pertama, pada tombol shutter, ½ focus terus jepret, display lcd dan cara pegang yg baik, membuat wide dan zoom. Semuanya di sanggupi dalam waktu cepat.
Selanjutnya komposisi, asal sudah kepala nggak terpotong di frame dan bawah juga, sudah mantap bagi saya. Fase ini lumayan butuh kesabaran saya.
Setelah produk pop up/internal diffuser launching, baru saya perkenalkan internal flash (jadi nggak kuatir patah) ada pelindung dari diffuser itu.

So far so good, mungkin diantara teman-teman yg sudah ambil paket lampu saya kerumah pasti sudah ada kenangan bersama Khalil, si ngomong “berlepotan” cadel, dan nggak gaptek terhadap “popo gapi” hehehehe.
Dan juga temen dikantor yg sering bikin hunting bareng, Khalil (3,5 thn) sering saya ajak, dengan DSLR S3pro yg besar (vertical grip build in) dan lensa "si berat" Nikon 80-200mm f/2,8 yg saya pasangin monopod, saya pegang-putar dan kasih guide dgn ucapan, Khalil sibuk, menikmati dan mengamati dari view finder, terus menjepret, “Khalil foto ini dan Khalil foto itu” ucap saya, sambil satu tangan memutar monopod kearah moment yg baik sedapatnya…hehehehe.

Untuk setting kamera (speed dan diagfrahma) dan setting lampu studio di indoor masih saya bantu. Tapi setelah di set, saya rasa Khalil sudah bisa bergabung, motret bareng dg om-tante dari FN, MP dan lainnya,…..amien.


UMUR 5 thn (Juni 08)
Masalah komposisi, angle, focalenght wide & zoom....Terkadang, memang harus sering diulang...huahuahua, pada situasi tertentu Khalil bisa lupa, saat itu saya tetap men"guide", "Khalil begini ! ....Khalil begitu ?" ucap saya kedia cepat...
dan dia jadi "kembali ke jalan yg benar"...hahahaha :D

Tahapan selanjutnya, dia saya hunting dgn teman saya di fotografer.net (link dibawah).
Kemudian, karena Khalil seorang anak yg masih polos dan lugu, saya mencoba mengajarkan tehnilk "low speed & flash" (foto by Khalil no. 44 s/d 54) :

hasilnya banyak "mengejutkan"....banyak juga yg "gatot" (gagal total) huahauhau.....seru....dia "enjoy" saya lihat dan mulai memahami gaya dari tehnik "slow speed & flash" ini...istilah Khalil..."gaya bintang puter" huahuahua.... karena ada garis cahaya yg bergerak dan berputar, sementara POI freeze......huahuahuahua :D

Dulu umur 3 tahun dia sering dijadikan model, baik oleh saya atau temen yg beli lampu dan test dirumah, beberapa bulan belakangan tidak mau lagi. Ketika saya berikan Nikon D40 kit nya, baru mau dia menjadi model, dgn catatan, tetap diberi kesempatan untuk dia motret. Karena dari sisi kepentingan papanya, Khalil saya gunakan sbg model, dia dapat berkerjasama dgn fotografer dgn baik, jadi kenyamanan dan rasa ingin dia (sepantasnya) kita penuhi sedapatnya…fotografer harus mendekatkan diri dgn model…sehingga pemotretan menjadi lebih asik and fun.

Dgn Nikon D40 kit, sangat cocok untuk Khalil, ringan, mungil dan hasilnya “wah”, dia lebih bebas motret, dinamis dan bahkan neck strap saya kecilkan biar pas menggantung kamera di leher Khalil. MANTAP, disamping itu juga, sesekali saya bisa pinjam kamera bagus ini, hasilnya cakep...apa lagi pas saya jodohkan dgn lensa Nikon 105 fix f/2.8 VR ku....hmmmm…..

Saya nggak menaruh harapan apa-apa ("politik" orang tua) bagi anak pertama ku “Khalil” ini. Minatnya banyak, PS, Game boy, mobilan hot whele, basket, sepeda seperti anak umumnya, btw yg unik, komputer dan fotografi yg lumayan dia pahami. Jadi Khalil nggak harus jadi ini-itu karena kemauan saya dan istri.
BTW saya bangga aja, anakku ini menyelami hobby dan pekerjaan saya dalam fotografi.

Ketika saya putuskan belikan Khalil Nikon DSLR D40 dgn lensa kit Nikon18mm-55mm di usianya 4 thn. Mamanya “menteri keuangan” yg biasanya banyak mikir untuk belanja diluar kebutuhan sehari-hari, cepat setuju atas proposal saya untuk beli kamera tsb (cuma 1 minggu). Untuk beli PS2 saja membutuhkan waktu ½ tahun, istri saya baru setuju…hehehe.

Memang Khalil seperti kanvas putih, yg bisa kita gambar mau jadi apa. Dasar itulah saya pengaruhi lingkungan hidupnya dengan apa yg saya mau, tidak men doktrin.

Koleksi foto Khalil sih nggak semua yg "layak upload", istilah FNer, btw kalau saya lagi liat galeri di FN, Khalil sering berujar, “oto Alil ana Pa?” (baca : foto karya Khalil mana Pa?), ketika saya rapikan folder foto keluarga dan job motret yg baru, Khalil mengucapkan hal yg sama. Ucapan dia itu sedikit saya artikan “protes” Khalil.

Sekarang (baca : 4 thn) di suatu tempat di hardisk komputer saya, sudah saya buat folder “foto by Khalil”. Saya isi dgn foto karya dia yg ada saat ini dan akan datang.
Dan dgn saya buat album MP Khalil ini, dan saya perlihatkan ke dia, Khalil "ketawa-ketiwi" antara senang dan malu bercampur satu....hehehehe


“Khalil…..doa papa dan mama di nadi mu, nak”




LINK yg Berkaitan Lainnya :

1. diskusi lainnya mengenai "(WTA) solusi untuk bakat fotografi anak balita kita ?". Studi kasus anak seusia Khalil dkk di...

2. dukungan ide komunitas untuk fotografer kids dari Mira (FN) (16 February 08)

3. rencana event "hunting si kecil" bro shiddiq n saya (update : 15 april 08)

4. hunting pertama Khalil dgn papa dan om-om dari fotografer.net tgl 31 Mei 2008
"Hunting Macro & Model" di Ecopark LIPI @Cibinong

5. Hunting ke 2 Khalil (5 th awal) dgn papa, om dan tante dari fotografer.net tgl 29 Juni 2008
"Jakarta Street Hunting" JASH IV (Gambir, pasar baru, istiqlal, senen, tugu tani, gambir)


6. Hunting ketiga...ke Bali...

Kamis, 17 Januari 2008

My BG Collections Update




salah satu fav. gw...teksturnya "lecek" namun artistik...makin kusut makin ok.
bahan "dyed muslin" sejenis kanvas tipis.
permukaannya kasar namun halus dan lembut.
kesan yg ditampilkan seperti tembok ber lumut dan terkelupas catnya disana sini.
Dulu biasanya gue buat foto nuansa BG begini dgn tehnik cutting & blending di PS.
Sekarang lsg jadi :)

contoh hasil:
http://nickodarwis.multiply.com/photos/album/3#1

Memang kita akui di era digital dan kecanggihan software foto editing seperti Photoshop (PS), kita dgn mudah mengganti Background (BG), hanya dengan materi foto klien ber BG putih polos atau hijau polos dgn cara cuting melalui modul masking chanel di PS kita dengan mudah "mengonta-ganti" atau "cucuk-cabut" BG sesuka hati :)

link salah satu caranya :)

Namun dalam prakteknya, bertemu dgn klien yg datang ke studio atau mempresentasikan proposal pemotretan studio, Saya lebih "enjoy" dgn memberikan pilihan kepada klien foto-foto dibawah ini, "silahkan pilih pak/ibu, mau warna dan bahan apa" ujar saya....hmmmmm...mantap ahhh.

Dulu, waktu koleksi saya terbatas, kadang klien binggung ?, "mas fotografer, kok BG nya putih polos sih, kayak tembok rumah sakit ?", ucap dia dgn sedikit menurunkan alis.
Dgn sigap, sambil garuk-garuk kepala yg tidak gatal, saya berucap..."tenang aja ibu, nanti BGnya cakep deh, saya edit dikomputer, mau BG abstrak warna-warni, atau kebun, paris, bali, pantai, gunung, kota, desa dll ?"......yaa geto deeeh...
Bukannya hilang bengong, klien makin binggung...hehehehehe.

Yahh, jadinya setiap job motret set "studio on location", saya minimal selalu bawa 2 bh BG, putih polos (my secret weapon) dan abstrak-abstak contoh dibawah (tergantung selera mereka)....asik kan! walaupun akhirnya ketika delivery foto ke klien tetap ada BGnya yg di "oprek" di PS, biar ikut trend aja, dan biar memberi kesan bahwa kita bisa juga jadi "photoshopher"...fotografer canggih gitu...."kerendanterendi".........anak "FN" neeh ....kalo bahasa "globalisasi" deviant art ...hehehehe....
Btw bagi saya itu porsi yg sedikit saja. Biasanya max 30% BG di "oprek" dalam total frame yg diserahkan ke klien.

Ya...begitu lah, sepenggal kisah, kenapa saya suka mengkoleksi BG :P



Jika sob-sob butuh BG, call me !, banyak pilihan (polos or abstrak), ukuran, bahan dan murah sob... :)

1. Background abstrak art "dyed muslin" (2,5mX5m)
(ijo, biru tua, kuning, biru muda, hitam, orange, abu, merah, coklat)

2. Background abstrak "kaos" (2,5mX6m) dan (3mX2,5m) coklat dan hitam

3. Background polos "kaos" (2,5mX6m) dan (3mX2,5m) putih dan hitam

4. Pilih warna, bahan berpori-pori halus
Background polos "nou wuven" (3mX2m), (3mX3m), (3mX4m), (3mX5m),(3mX6m) dan lainnya (ukuran bisa custom, tidak berlaku ukuran 0,5m, dan satu sisi harus 3m)

5. Pilih warna, bahan rapat tidak berpori-pori
Background polos "non wuven mix beludru" (3mX2m), (3mX3m), (3mX4m), (3mX5m), (3mX6m) dan lainnya (ukuran bisa custom, tidak berlaku ukuran 0,5m, dan satu sisi harus 3m)

rekapitulasi produk yg sedang di Jual lainnya

Rabu, 16 Januari 2008

Mengenal Fungsi-Fungsi Tombol Lampu Studio & Cara Pakainya









lampu Jumbo 100 ws dalam paket "trio macan" dan "murmergus"

Berdasarkan pengalaman saya menjual paket lampu, untuk pembeli yg menerima langsung dirumah dan ini merupakan pengalaman pertamanya bermain studio lighting.  Terkadang saya menerima telp. yg menceritakan kesulitan memasang dan menghidupkan lampu tsb.  Contoh aktualnya pagi ini, saya dapat telepon bernada sama dari buyer di luar pulau.

Padahal, setelah kita tahu, mengoperasikan lampu studio lebih mudah dari bermain flash eksternal yg bisa TTL seperti blitz kamera saya SB 800, SB 900 Nikon, atau bisa juga Canon 580EX..... hadeh ! banyak benar program dan bahasa-bahasa serta simbol asingnya.
Yg lumayan sulitnya itu adalah, bagaimana kita meletakkan lampu dgn suatu konsep?
Memposisikan lampu-lampu kita berdasarkan type-type cahaya : main light, key light, hair light, kicker light, bg light, back light or rim light, side light, fill light, top light, bottom light dll. 
Menggunakan acesoris lampu seperti : payung, sofbox dari kecil ke gede, snoot, barndoor, honeycomb, filter dsbg.
Ok dari pada melebar, topik kita persempit kembali ke cara mengoperasikan lampu saja dulu.

Kenapa banyak buyer “new entry” bilang susah mengoperasikannya? Begitu juga dengan saya dulu ketika memulainya...karena kesan studio lighting yg canggih dan barang/paket yg sampai di mereka, banyak accesoris lainnya (softbox, stand, payung dan lain-lain) jadi bingung dgn barang se”gambreng” tsb. (baca : banyak)

Kenapa saya bilang mudah ? ayo kita kupas bersama :
Contoh lampu yg saya buat adalah lampu “tronic” isi dari paket “murmergus” dan “trio macan”.  Pada dasarnya hampir sama dgn lampu lain bahkan yg pro sekalipun (foto bawah) atau lampu mahal eropa lainnya, hanya peletakan tombol dan indikator di body lampu saja yg berbeda, kalau ternyata lampu lainnya banyak tombolnya, nggak usah pusing, cari aja tombol dibawah ini, yg lainnya kan cuma fasiltas tambahan saja.


Contoh lampu 250 ws dibawah ini, sama tapi berbeda tempat.





Ketika lampu pertama sampai di anda, lakukan fase sbb: (keterangan dibawah ini untuk contoh foto lampu paling atas 100w)

A. CABLE POWER SOCKET : “colok” kabel power ke lubang ini dan “colok” juga ke socket listrik di rumah anda.

B. LIGHT SWITCH : tombol on-off untuk menghidupkan flash lighting tsb. Sebelum dihidupkan dapat anda pasang modeling lamp terlebih dahulu.
Flash Lighting (flash tube) ini, dengan tombol hidupnya dari LIGHT SWITCH, bentuk lampunya nya bulat seperti gelang, dan dia memancarkan cahaya jika ditrigger dgn pemicu dari kamera anda seperti (Cable Syncro, Radio Slave,  IR Trigger dan Flash Eksternal Kamera).

Power dari flash tube ini sesuai dgn spek yg anda beli, 110 ws atau 250 ws bahkan 500ws dan lain sbgnya.

Nyala lampu ini sebagai cahaya utama.  Biasanya berwarna putih, tergantung pada Kelvin pada spek lampu, untuk berwarna putih sekitar 5600K (seperti contoh lampu pada tulisan saya ini).

Muncul suatu pertanyaan, apakah daya lampu jika kita beli yg 500ws itu bisa hidup dirumah anda yg daya listriknya cuma “900w”?
BISA, karena prinsip kerjanya tidak langsung menyedot daya sebesar 500w (sesuai spek) tapi mengumpulkan sedikit demi sedikit, dan mengeluarkan ketika sudah cukup power, itu pun dengan cara di trigger.  Jadi dipakai 2 titik lampu juga tidak apa-apa.

Jika kemudian hari flash tube ini putus, biasanya harus mengganti dengan spare part dari merk lampu yg anda miliki, beli ketempat anda membeli lampu tsb.

C. MODELING LAMP SWITCH : tombol on-off untuk menghidupkan modeling lamp.  Bentuk modeling lamp seperti lampu rumah atau lampu belajar, (spot/continues light) nyala terus, biasanya berwarna kuning (dibawah 5000K), cahayanya dan wattnya biasanya lebih kecil dari spek lampu, contoh lampu flash power110w merk “tronic”, flash tubenya 110w, modeling lampnya cuma 60w.

Modeling lamp ini, berfungsi sebagai guide lamp, memberi petunjuk kepada kita, kira-kira kemana jatuh cahaya.  Juga sebagai pembantu auto focus kamera kita, ketika ruang studio kita buat gelap gulita.  Dapat juga dimanfaatkan sebagai fill light (cahaya untuk mengisi). 

Untuk modeling lamp ini jika kemudian hari putus, sebagian lampu studio dapat mengantinya dengan lampu rumahan umum, sejauh drat belakangnya masuk dan cocok.

D.  OUT PUT CONTROL : Untuk menaik atau turunkan power dari kekuatan pancaran cahaya flash tube, posisi 1 = full power (untuk perawatan, ketika memutar full power, turunkan sedikit, tetap diangka 1 tapi tidak mentok habis), ½ = setengah power dsbg sampai dengan 1/8 power.E.  TEST BUTTON : Setelah lampu anda persiapkan, ada baiknya lakukan test button, mencoba apakah lampu menyala.  Ketika anda selesai memotret dan mematikan power, lakukan test button lagi untuk membuang power flash yg masih tersimpan (untuk perawatan).

F.  100% INDICATOR LAMP : Lampu kecil ini akan menyala ketika pengisian power sudah cukup untuk di pakai kembali, untuk lampu contoh sekitar 4 detik waktu recyclenya.  Untuk perawatan pastikan lampu ini sudah nyala untuk kita memakai kembali, sabar saja sekitar 4 detik.  Kalau mau yg satu detik mungkin ada, tetapi sudah tentu lampu mahal.

G.  SYNC CABLE SOCKET :  Biasanya setiap membeli lampu (seperti merk contoh) kabel syncro turut disertakan, ini dapat digunakan jika kamera anda memiliki socket penerimanya, atau membeli adapter pada hot shoe kamera anda.  Kabel syncro berfungsi untuk mentriger flash studio anda melalui mediasi kabel.

Selain itu jika memakai Radio Slave untuk mentrigger lampu flash anda, biasanya di socket ini receiver dari radio slave di colokkan.  Dengan tertanamnya Radio Slave maka pancaran flash orang lain pada Sync Controler lampu anda, tidak dapat mentrigger lampu tsb.  Lampu hanya untuk  anda.

H. SYNC CONTROLER :  Lampu kecil ini merupakan sensor untuk mentrigger lampu flash studio, setiap bias sinar yg menyentuhnya, lampu akan tertriger, biasanya dengan menggunakan Flash eksternal (set dimanual, jangan TTL) atau IR Triger.  Namun orang lain yg memakai flash eksternal bahkan pop up/internal flash, bisa ikut mentriggernya, bahkan jika di out door Sync Controler yg telah tersirami cahaya matahari sekian lama, IR Trigger dan Flash Eksternal anda tidak dapat mentrigger lampu tersebut, istilahnya lampu jadi "bego".  Solusinya pakai radio slave.

I.  FUSE TUBE : Untuk beberapa lampu (contoh 110ws tronic) jika kita ingin menyalakan power, ternyata lampu mati total, dan tombol-tombol tidak berfungsi, ganti saja fuse, mungkin putus.

J. UMBRELLA HOLDER :  Umumnya pada bawah lampu ada lubang untuk dudukan payung studio.


Setelah kita bisa mengoperasikan lampu, selanjutnya kita memahami kekuatannya, kenali.  Sehingga kita bisa maksimal menggunakannya.  Biasanya pada brosur lampu anda ada Guide Number (Flash Index).

kualitas cahaya setiap tingkat watt sama,
power atau jangkauan tembak BEDA.
Rumus
GN = Guide Number
Jumbo 100w = 32
Extreme 150w = 38
Jumbo 150w = 38
Jumbo 180w = 42
TR 250w = 50
TR 500w = 68



 

SETTING KAMERA

Jika Kamera pakai F 8
iso 100 s/d 200, speed 100 s/d 200)
Speed di 1/60 sd 1/200 (dalam teori ligthing studio, faktor speed kurang berpengaruh)
WB pilih : auto/daylight/direct sunlight/5600K/greycard

contoh : 100 ws Tronic “murmergus” atau “triomacan” head lamp, memiliki Guide Number (GN) 32.Artinya (hitungan sederhananya):
GN 32 : f8 = 4m  atau 32 : 8 = 4
Jika GN 32 dan set diagfrahma kamera anda di f 8, maka jarak maksimum yg dapat dijangkau lampu studio tsb adalah 4 meter dari obyek.
Perubahan diagfrahma akan merubah jarak maksimum jangkauan lampu ke obyek.

Jika
Tronic TR 500w
GN 68 : 8 = 8,5 m jarak maximum tembaknya ke obyek.  Kondisi pakai standar reflektor aja tapa payung, softbox dll.





Tahap selanjutnya bermainlah dengan 1 lampu dulu (sesuai fotocopy materi/diagram titik lampu yg saya sertakan di paket anda), jepret, lihat lcd, cari kekurangannya dan isi dengan lampu berikutnya. Dan seterusnya. Selamat mencoba.


NB : 

1.  Tulisan ini jauh dari kesempurnaan, dan akan saya revisi terus, dan sertakan foto-foto untuk mendukung dihari-hari berikutnya, namun berhubung "kejar tayang", ingin mengiformasikan buyer yg jauh, makanya tulisan ini langsung saya launching. Tx.

2.  Baca juga Alat-alat yg Penting untuk men-Trigger (memicu) Lampu Studio Kita ?


3. Blog ini hasil migrasi dari multiply.com yg tutup operasi di awal 2013