Pada tgl 18 s/d 21 Oktober 2008 ketika gue berlibur ke Bali, mendatangi Museum Renaissance Blanco menjadi salah satu agenda kunjungan. Setelah sebelumnya ketika di Jakarta, Mario dan gue saling kontak mengatur scedule untuk ketemu, disamping itu Mario memesan tripod, wireless trigger dll untuk peralatan fotografinya ke gue huahuahuahua.
Sebagai anak kedua (anak laki-laki satu-satunya dari 4 saudara) maestro seni lukis tersebut, ia merasa bangga, meski dalam karya seni, ia sama sekali tidak mau namanya dikaitkan dengan ketenaran sang ayah yang memiliki talenta pelukis kondang dengan obyek-obyek wanita telanjang itu.
Kehidupan Mario memang tidak bisa dilepaskan dari seni lukis dan seni rupa. Keseharian Mario bergelut dengan kanvas dan kuas di tempat tinggalnya the Blanco Renaissance Museum di Ubud Bali.
Pada umur tujuh tahun, ia sudah mampu mengejutkan dunia seni dengan menggelar pameran tunggal. Meskipun demikian, ia menolak jika dikatakan mendompleng nama besar ayahnya.
www.marioblancobali.com/press-release/press-release11.html
Karena kebetulan Mario seorang teman, dia menolak gue ketika mau beli tiket, "ayooo....masuk saja nicko" katanya ramah dan bersahabat, malah sempat Mario berpose bergaya “wellcome aboard” atas "request" gue, hihihi...biasanya karyawan Mario yg menungguin pintu masuk.
….ssssss….Maknyus sekali rasanya.
Aktifitas Felicia disamping sekolah, dia pemain sinetron remaja di Bali TV.
Antonio Blanco (papa Mario) seorang pelukis berdarah Spanyol kelahiran Manila Philipina 15 Sept 1927, yang menghabiskan sebagian besar masa remajanya di New York dan Hawaii, dasar itu pria kelahiran Filipina ini berhak mendapat kewarganegaraan USA. Di sinilah pada tahun 1950 ia menyelesaikan studinya di Universitas New York jurusan Seni Rupa.
Pada tahun 1952 Antonio Blanco membaca buku karangan penulis Spanyol Miguel Covarrubias yang berjudul "Bali the Paradise Island" yang membuat Blanco muda terobsesi dgn Bali.
Sehingga ia nekat datang ke Bali, kehilangan dompet beserta semua uang dollar di kapal.... ludes, ambles....akhirnya "nyetreet" di Ubud. Dengan kemurahan hati Raja Ubud, ia boleh tinggal hidup di Ubud, tapi mengabdi pada raja menjadi pelukis kerajaan. Sampai akhirnya Raja Ubud memberikan hadiah tanah sebagai tempat tinggal Antonio dan akhirnya dibangun museum blanco.
Kemaestroannya, tidak hanya pada lukisannya, kepiawaiannya membentuk frame (bingkai) dan ornamen lain dalam menghias lukisan sangat jenius dan kreatif.
Blanco merupakan pelukis "mahal & berkwalitas dunia" pada masanya, dia juga teman pelukis Basuki Abdullah, Lee Man Fong, presiden Sukarno dan keluarga, Adam Malik, presiden Suharto, raja Kamboja Norodom Sihanouk hingga Mick Jagger dan Michael Jackson. Ada beberapa lukisannya menggambarkan Michael Jackson sebagai tanda kekagumannya pada The King of Pop dan beberapa diberikan langsung kepada Jacko.
Di Bali ini ia kemudian bertemu belahan jiwanya, seorang penari Bali yang juga menjadi sebagian besar objek lukisnya, "Ni Ronji". Pernikahan mereka dikaruniai 4 orang anak (1 putra & 3 putri).
Dan di akhir hayatnya, Antonio Mario Blanco adalah seorang warganegara Indonesia dengan tempat tinggal di Ubud - Bali.
www.blancobali.co.id
Diruang ini karya lukis, bingkai, perpaduan warna dalam ruang ini, tata letak, desain tangga dan seluruh isi ruang dibuat atas dasar seni yg patut di ancungi jempol
…..master deh
Mario Blanco melukis, difoto dengan mengunakan flash SB gue dengan wireless dan dipasang ditripod (sebagian pesanan yg dibeli dari gue).
Lukisan Ni Ronji Dancing, salah satu lukisan favorite gue, model lukis ini "Ni Ronji" menjadi model tetap Don Antonio Blanco, yg akhirnya menjadi istrinya sang pelukis legenda tsb.
tidak terasa sudah 7 jam lebih, gue berada dirumah/museum Blanco. dari Jam 11.00 s/d sore menjelang malam waktu WITA.
"Sambutan yg hangat dan bersahabat dari Mario sekeluarga, berkesan bagi gue dan istri.....hmmmm very nice"
Syukur bagi gue yg "fans berat" karya-karya lukis Don Antonio Blanco sejak masa kuliah dulu, yg disambut dgn rasa kekerabatan dari keluarganya....
Tx to bro Mario Blanco.....
nb : foto tidak olah digital, di PS hanya bw, color balance dan burning pada sisi sudut pada beberapa foto.....
untuk foto IR museum...baru di oldig dikit gatenya gue terangin karena backlight, foto Mario & Khalil melukis di edit buat frame dan tone, foto Ni Ronji sembayang, di PS edit 2 tone, juga foto gerbang terakhir edit di channel mixer agar daun kuning.....
........klik pada foto untuk zoom