Sabtu, 27 Desember 2008

(SHARE) Fungsi Snoot dalam Konsep Cahaya pada Studio Lighting

Cahaya dalam fotografi memiliki peranan penting.  Atas dasar itu, sering diistilahkan fotografi berarti : "melukis dengan cahaya".

Berdasarkan sifat dasar cahaya yg ada, bahwa cahaya tersebut dapat dikelompokkan kebeberapa sifat, sbb :
1. Cahaya membentuk warna, dalam suhu warna yg diukur dengan kelvin.
2. Cahaya bisa tembus, seperti pemakaian sofbox atau payung transparant.
3. Cahaya dapat memantul, sering kita ingin menyebarkan cahaya dengan tehnik "bounching", atau dalam pemakaian payung silver, dan reflektor.
4. Cahaya dapat difocuskan, diarahkan atau disalurkan ke arah yg kita kehendaki.

Untuk mempersempit tread ini, cahaya dapat difocus yg akan coba kita bahas.
Alat yg saya pakai untuk memfocus cahaya tersebut, yaitu "Snoot" dan membahas juga salah satu fungsi snoot. 
Sehingga diharapkan, dapat membantu kita dalam mengeksplore pemotretan studio, dan bisa memanfaatkan keluaran cahaya jenis ini untuk keperluan "cahaya dalam suatu konsep".

Lampu : Tronic Extreem 150 ws & Snoot
Kamera : Nikon D40
Lensa : Nikon 18-200mm




Bentuk Snoot yg seperti belalai gajah/terompet, bermakna : cahaya yg keluar difocuskan serta dikecilkan outputnya.
Snoot yg dipakai khusus untuk Flash Studio Tronic "Extrem 150ws", biasanya snoot tidak bersifat universal, dia mengikutin besar mounting head lamp yg ada.
Untuk Produk Tronic yg 150ws, beda ukuran mountingnya dgn produk Tronic seri TR 250ws keatas.  Atas dasar ini snoot tidak universal.
Dalam suatu paket Snoot, biasanya terdapat honeycomb kecil diujung corong, dan beberapa color filter untuk aksen warna tertentu.




Lampu saya susun
2 titik seperti pemotretan standar, dengan lampu kiri dan kanan ditambah dgn bg warna hitam, terlihat wajah anak saya Khalil (5 th) sudah cukup terang, namun kelemahannya, rambutnya nempel dgn background yang nota bene satu warna.

Keinginan saya, ada suatu cahaya yg jatuh dan terfokus pada rambut saja, cahaya tidak menyentuh bg hitam dan tidak melebar ke arah lensa saya agar tidak terjadi flare.

Selanjutnya saya tambah titik lampu ke tiga dengan memakai snoot untuk membentuk hair light yg saya pasang di stand boom, arah lampu ketiga ini posisinya diatas dan sedikit dibelakang subyek.



Kebutuhan saya tadi, adanya hair light, namun cahaya tidak bocor kemana-mana dan tidak memantul ke lensa saya didepannya, agar tidak terjadi flare.
Maka Snoot dgn filter honeycomb kecil yg saya gunakan, dapat menjawab kebutuhan saya tsb....asik.....hehehehehe




Fokus kepada hair light saja yg terjadi, dan tidak bocor ke bg hitam dan "no flare" sesuai dgn harapan saya.

Foto tersebut saya buat, hanya untuk melakukan simulasi penggunaan snoot saja.

Kesimpulan :
1. Snoot, dapat memfokusin arah cahaya menjadi lebih kecil.
2. Banyak digunakan dalam pemotretan produk dan juga aksen cahaya pada pemotretan portrait untuk memunculkan karakter tertentu, dgn cara melepas cahaya jatuh disekitar mata atau muka dll.
3. Dengan melihat contoh saya diatas, kita dapat gambaran keluaran cahaya yg dihasilkan, sehingga konsep cahaya yg akan kita buat dalam pemotretan studio mendapat suatu alternatif bahkan solusi untuk menciptakan "cahaya dalam suatu konsep".
4. Tread ini jauh dari sempurna :)


Jumat, 26 Desember 2008

(NEW PRODUCT) Flash "Murah Bagus" Tronic (mulai Rp 150rb) bisa "Strobist" (off camera)

Jaman analog dulu, punya satu flash eksternal sudah kategori serius dalam fotografi, bahkan kebanyakan nggak punya, cuma andelin flash internal doang.
Seringnya menjadi fotografer "available light" hehehehe


Jaman canggih begini....dalam menksplore fotografi, punya satu flash aja nggak cukup....disamping flash eksternal mahal (SB800 Nikon dan 580EX Canon) banyak yg memiliki koleksi flash tambahan dari mahal sampai murah. Untuk apa sih ?

Keindahahan suatu foto bukan cuma pada komposisi, obyek da
n model yg bagus saja, tapi cahaya sangat menentukan....membentuk warna, detail, karakter dan dimensi.

Bagi yg ingin terjun ke studio foto, perlu alat yg mengantikan posisi
flash studio mereka yg tidak bisa dibawa ke outdoor, sehingga pemotretan outdoor, tetap dapat melakukan "create light".

Atau untuk mendalami lagi indoor fotografi, dgn dibantu flash yg simpel dan mudah dipakai dalam melakukan latihan-latihan "kombinasi keylight"...bisa dgn satu flash....dua atau tiga flash (tree point lighting)

Sekedar inspirasi....tulisan dan contoh foto saya dgn menggunakan flash off camera "stobist", dalam suatu pemotretan outdoor :

"Strobist or Not ?"  (klik disini)


klik difoto untuk zoom

1. Flash Tronic S1900 : Rp. 325.000,-
Guide Number : 19
Colour Temprature : 5600K (daylight)
Fuctions : Single Slave & Pre Slave

Power Source : Alkaline size AAA (2 unit)
Recycling Time : 3 - 5 sec
Weight : 150 gram
Dimensions : 3,8cm (W) x 13,5cm (H) x 7cm (L)

Keunikan flash ini, dia sudah ada "mata kucing" (alat trig
ger) built in.
Sensornya berdasarkan cahaya flash, ketika saya coba outdoor jam 12 siang dilapangan tanpa penghalang :
pakai internal flash Nikon D40 (power set 1/8) daya jangkauannya sampai 24 m, flash S1900 tetap nyala (fresh batterai).

ketika gw pakai SB 800 set manual dan full power daya jangkauannya 30m, flash S1900 tetap nyala.

Bentuk fisiknya yg mirip handphone, tidak memiliki hot shoe dan memiliki bracket untuk dipasang pada light stand atau tripod dan
body camera anda.
Sangat Hemat energi.

Dengan Flash anda bisa mentrigger S1900 (nyala otomatis). cahaya flash yg mentriger S1900.
Caranya : flash anda di set ke manual (jika flash anda bisa TTL)

Jika anda pakai Nikon....internal flashnya bisa diset manual, jadi internal flash sudah bisa menjadi alat triger flash S1900 yg berada jauh dari kamera anda....

S1900 Manual Flash..."isi batterai langsung pakai"......Go Strobi
st !

(sesuai contoh foto saya dibawah, Nikon D40 dgn internal flash se
t manual) foto 3.
nb : bisa untuk flash camera pocket :P



dan foto saya lainnya dgn S1900 klik disini







 2. Flash Tronic "TR 18" (foto 1 yg dipakai di hotshoe Nikon) :
Rp. 150.000,-
Guide Number : 18
Colour Temprature : 5600K (daylight)
Power Source : Alkaline (2 unit)

Recycling Time : 7 sec
Weight : 120 gram
Flash Duration : 1/1000 sec
Flash TR 18 Manual...jika mau off camera, mesti beli mata kucing ("trigger") optional/terpisah.


3. Flash Tronic TR 20 : Rp. 295.000,-
Guide Number : 20
Colour Temprature : 5600K (daylight)
Power Source : Alkaline size AA (2 unit)
Recycling Time : 3-10 sec
Weight : 100 gram
Flash Duration : 1/1000 sec

Bisa dibounching, sehingga dapat dipakai untuk mentrigger flash atau lampu studio tanpa menyinari secara frontal.



Harga Net belum termasuk ongkir
www.tikijne.co.id
CARA BELI:
sms, call or YM

Nicko Darwis
0815 9975319
021 99175335
YM : nickodarwis

Minggu, 16 November 2008

(SALE) Paket Mobillite Tronic 400w (flash outdoor) & review Rp 4.500.000,-


Keterangan:
PAKET FLASH OUTDOOR "MOBILLITE TRONIC" Rp 4.500.000,-

Spek paket "MOBILLITE TRONIC" sbb:


1. Box Aluminium (1 unit) :
semua paket masuk ke box, kecuali stand.

isi box nya :

a. Tronic Portable Flash Light (1 unit) :
Flash Power (WS) : 400 ws
Flash Index (GN) : 54
Out Put Control : Full to 1/8 – stepless
Recycling Time (S) : 3 S
Modelling Lamp : 100 W
Color Temperature : 5600 K
Flash Triggering Method : Test button, Infra Red, Syncro Cable
Kelengkapan lainnya: filter transparant (flash protection)
Material : keren, kokoh, rapi dan halus “finishing”nya.
Garansi Resmi Distributor : 1 tahun. Service centernya di Jakarta.
Suku cadang lampu : tersedia setiap saat

b. Power Pack & Tas (1 unit) :
accu/aki kering

c. Cable Syncro (1 unit) :
untuk mentrigger lampu secara kabel

d. Charger & Line (1 unit) :
untuk ke listrik dan penyala rokok dimobil ( two mode)


tambahan lainnya :
2. Wireless Trigger (1 unit) :
untuk mentrigger lampu secara wireless

3. Lamp & Umbrella Holder (1 unit) :
stand adapter untuk memasang lampu ke stand, serta payung

4. Stand power star, merk "Excell" (1 unit) :
Minimum Leght : 1000 mm
Maximum Lenght : 2800 mm
Power Star is made of steel.


Selain menggunakan Light Stand, Mobillite Tronic dapat di genggam dan jinjing.
jika "kokang"nya di tekan maka modeling light nyala. ada tuas pengunci juga.


Mobilite ini dalam studio tetap dapat dipergunakan, pasang chargenya dalam kondisi Power Pack tidak kosong (masih ada sedikit energy), dan jika ingin mentriger pakai flash ekternal atau ir trigger, pindahkan switch ke posisi normal (indoor).

Charge untuk mengisi Power dilakkukan selama 8 s/d 12 jam (ada lampu indikator).

sisanya baca di manual brosur pada paket


Hasil Foto:
Mencoba aksi "Mobillite Tronic" 400 w, dalam 1 point lighting.  Setelah gue charge 8 s/d 12 jam...lampu indikator nyala semua.

Test pertama, jepret asal saja untuk latihan, melihat recycle time dan ketahanan power pack.
reclyle time sekitar 3 s/d 5 detik.
pakai sekitar 100 shutter....lampu indikator turun 2 baris dari 6 lampu indikator (foto paling bawah tread ini).

Test Kedua, gue diamin selama 3 hari dari test pertama diatas, terus cek lampu indikator power pack, masih tetap turun 2 baris....hmmmm mantep...tidak mubazir ya sudah charge lama, masih disimpannya.

motret anak gue (Khalil 5 th) main basket ahhhh..........kebetulan di undang famili ada acara reuni di halaman rumahnya.


Jam 3 sore.....langit cerah sedikit mendung, foto Tanpa Flash (avaliable light), nih hasilnya...asikkkkk......Khalil berpose dgn bola basket.


Setelah asik dgn available light, Khalil istirahat, sementara gue persiapin mobillite tronic 400w


Ayo Khalil....motret lagi ya....


Pakai mobillite Tronic 400w satu titik, hmmmm....kalau dibanding dgn yg Tanpa Flash (avaliable light) diatas tadi...detail dan warna foto ini lebih keluar, serta cahaya pada POI dan BG dapat di kontrol.

untuk menghindari "flat" hindari pakai flash arah muka, lebih baik diposisi kiri-kanan dll.



Yuk kombinasi Key Light

Khalil lagi persiapan...


Test-test....1-2-3 katanya...


Yeaahhhh


Cool.......hehehe


"Cape pa"...kata Khalil ke gue... "mana janji es krimnya" hehehe


Disini gue banyak motret Khalil sekitar 40 an frame, dan ditambah 100 an pengetesan tamu pada acara reuni famili gue dihalaman rumahnya.
total gue pakai sekitar 150 an shutter.

Nah Lampu Indikator Turun satu lagi (jadi total 3 dari test pertama)

Kesimpulan :
1. Total 800 shutter, bahkan lebih dari catatan pabrik (power pack full charge), benar adanya.
Pertama saja pas gue test lampu Indikator cepat turun (2 baris), test kedua lampu indikator lama turunnya.

Lampu Indikator setelah Test Kedua

2. Untuk hemat energi, penggunaan mayoritas "Flash" saja (cahaya putih 400w), dan "Modeling Light"nya (yg nyala terus, cahaya kuning 100w) pakai seperlunya, jangan sering-sering.

3. Jika anda merangkap sebagai videografer, dapat merekam video liputan anda dgn "Modeling Light" 100w nya.  Asik kemampuan mobilitasnya, "kokang" pada senjata flashnya adalah alat untuk menyalakan lampu spot (modeling light) nya, bisa juga dikunci dgn mengaktifkan tuas penguncinya.

4. Bagi yg biasa bermain Flash Off kamera (strobist) mobillite ini cocok menjadi tahapan advance, asil untuk main light, kicker light dll, pancaran cahaya luas dan dapat diatur karena, dia mirip lampu studio, bisa pasang sofbox, payung dll.

5. Cocok juga digabung dgn lampu studio indoor anda.

6. Pokoke asik deh......


Semua contoh foto diatas tidak olah digital.
Klik difoto-foto diatas untuk Zoom.
kamera : Nikon D40, lensa kit 18-55 dan 105mm fix nikon
waktu motret : Jam 3 an siang.....langit cerah sedikit mendung




PAKET FLASH OUTDOOR "MOBILLITE TRONIC" Rp 4.500.000,- PAS (no ongkir)

nb:
1. Barang 100% new. Paket boleh dibeli tanpa pakai wireless trigger, lamp holder & lightstand. Rp 3.800.000,-
2.  Atau dapat menambah power pack/baterai, payung, sofbox, tas, bg dan lainnya ( Rp call )
3. Untuk pembeli Jakarta "br" bisa dilihat and test flash di tempat gue (Rumah Bekasi Barat, dari arah Jkt samping Pondok Kopi Jak-Tim, dari Bekasi samping fly over pasar Kranji)
4. Free konsulting dan sharing knowledge :P
5. Paket bisa dikirim (ke wilayah keinginan buyer).


Nicko Darwis

Rabu, 22 Oktober 2008

(TRAVEL) temanku Mario Blanco, master lukis dari ubud - Bali yg gemar fotografi



Pada tgl 18 s/d 21 Oktober 2008 ketika gue berlibur ke Bali, mendatangi Museum Renaissance Blanco menjadi salah satu agenda kunjungan.  Setelah sebelumnya ketika di Jakarta, Mario dan gue saling kontak mengatur scedule untuk ketemu, disamping itu Mario memesan tripod, wireless trigger dll untuk peralatan fotografinya ke gue huahuahuahua.


"Like Father Like Son'. Pepatah yang rupanya berlaku juga bagi Mario Blanco.  Nama Mario Blanco memang tidak bisa dilepaskan dari sosok Don Antonio Blanco sebagai maestro seni lukis dunia terakhir yang hidup di abad 20 beraliran Expresionis Romantisme.

Sebagai anak kedua (anak laki-laki satu-satunya dari 4 saudara) maestro seni lukis tersebut, ia merasa bangga, meski dalam karya seni, ia sama sekali tidak mau namanya dikaitkan dengan ketenaran sang ayah yang memiliki talenta pelukis kondang dengan obyek-obyek wanita telanjang itu.

Kehidupan Mario memang tidak bisa dilepaskan dari seni lukis dan seni rupa. Keseharian Mario bergelut dengan kanvas dan kuas di tempat tinggalnya the Blanco Renaissance Museum di Ubud Bali.

Pada umur tujuh tahun, ia sudah mampu mengejutkan dunia seni dengan menggelar pameran tunggal.  Meskipun demikian, ia menolak jika dikatakan mendompleng nama besar ayahnya.

www.marioblancobali.com/press-release/press-release11.html


Gerbang depan (foto pojok kanan bawah) dan (foto kiri & atas)  sign”  dikiri-kanan gerbang depan ini the Blanco Renaissance Museum, Ubud Bali


Pintu Masuk (front office), didalam ini tamu membeli tiket Rp 30.000,- untuk turis domestik dan Rp 50.000 untuk turis mancanegara, dan begitu masuk kita akan disuguhi 'wellcome drink', serta lantunan musik opera Spanyol ala Cabreras
Karena kebetulan Mario seorang teman, dia menolak gue ketika mau beli tiket, "ayooo....masuk saja nicko" katanya ramah dan bersahabat, malah sempat Mario berpose bergaya “wellcome aboard”  atas "request" gue, hihihi...biasanya karyawan Mario yg menungguin pintu masuk.


Setelah front office terlihat para pengrajin ukirnya Mario, yg membantu maintenace ukiran atau membuat ukiran baru berdasarkan permintaan Mario sebagai Pelukis dan Pengelola utama Blanco Renaissance Museum.


Selanjutnya gerbang artistic menuju lingkungan utama.


Lingkungan utama yg pertama ditemui, studio lukis Antonio Blanco dan Mario Blanco, pada terasnya keindahan yg "dipermanis" dengan koleksi pada Bird Park....disamping burung yg sempat gue foto, ada juga merak dan jalak bali dll…..ckckckck
Hal menarik lainnya, di Blanco Renaissance Museum telah menjadi "konservator"  Jalak Bali yg termasuk berhasil didunia, karena tangan dingin Mario Blanco dibantu karyawannya yg dapat "menernakin" rata-rata 40 ekor pertahunnya..... hmmmm


Terlihat Habib (1thn) anak bungsu gue, senang sekali......

Malah abangnya Khalil (5thn) sedikit menghindar karena takut...huahuahua...beraninya dia cuma motret



Gue sekeluarga disuguhin “wellcome drink” dan nasi bungkus ayam dewata...hmmmm


Nasi yg gurih, enak dan pedas yg pas, berisikan sate tusuk ayam bumbu, ada potongan telur serta ayam betutu khas Bali.  Serta sejenis ‘oseng’ buncis di tumis juga sambal hati ayam
….ssssss….Maknyus sekali rasanya.



Disamping itu gue dan Mario diskusi hasil foto dan gear masing-masing.


Makan Bareng sambil ngobrol lukisan dan fotografi.


Sehabis makan diskusi lukisan, koleksi foto dan alat-alat lain yg mendukung lukisan & fotografi.


Felicia, anak (putri) pertama Mario ikut nimbrung gabung dgn anak gue Khalil, sekalian menunjukkan koleksi foto nya di HP dan laptop.
Aktifitas Felicia disamping sekolah, dia pemain sinetron remaja di Bali TV.

the Blanco Renaissance Museum, salah satu yg unik juga adalah logo museum yang terbuat dari marmer hijau Italia setinggi 15 meter yang terletak didepan tangga masuk museum. Ide pembuatan logo itu berawal dari melipat gandakan tanda tangan Don Antonio Blanco yang tertulis dengan tinta basah secara vertikal.  Atas dasar keunikan tersebut, pada tanggal 9 Maret 2003 lalu, Museum Rekor Indonesia (MURI), telah memberikan penghargaan kepada Museum Renaissance Blanco untuk kategori "pembuat replika tanda tangan terbesar dan tertinggi (15 meter) di Indonesia".


Pintu utama yg sangat indah di Museum Renaissance Blanco, sering dipakai motret oleh fotografer.


Mario berpose dgn foto papanya Don Antonio Blanco yg diakui dunia dan sebagai salah satu maestro seni lukis dunia terakhir yang masih hidup di abad 20 beraliran Expresionis Romantisme.  Sehingga pada tahun 1992 ia mendapat gelar "Don", dan pengakuan sebagai asset seni lukis Spanyol dari Raja Spanyol Juan Carlos.  Penghargaan yang diberikan kepadanya dan membuatnya sejajar dengan Salvador Dali dan Pablo Picasso.



foto : repro dari www.blancobali.com

Antonio Blanco (papa Mario) seorang pelukis berdarah Spanyol kelahiran Manila Philipina 15 Sept 1927, yang menghabiskan sebagian besar masa remajanya di New York dan Hawaii, dasar itu pria kelahiran Filipina ini berhak mendapat kewarganegaraan USA. Di sinilah pada tahun 1950 ia menyelesaikan studinya di Universitas New York jurusan Seni Rupa. 

Pada tahun 1952 Antonio Blanco membaca buku karangan penulis Spanyol Miguel Covarrubias yang berjudul "Bali the Paradise Island" yang membuat Blanco muda terobsesi dgn Bali.

Sehingga ia nekat datang ke Bali, kehilangan
dompet beserta semua uang dollar di kapal.... ludes, ambles....akhirnya "nyetreet" di Ubud.  Dengan kemurahan hati Raja Ubud, ia boleh tinggal hidup di Ubud, tapi mengabdi pada raja menjadi pelukis kerajaan.  Sampai akhirnya Raja Ubud memberikan hadiah tanah sebagai tempat tinggal Antonio dan akhirnya dibangun museum blanco.

Kemaestroannya, tidak hanya pada lukisannya, kepiawaiannya membentuk frame (bingkai) dan ornamen lain dalam menghias lukisan sangat jenius dan kreatif.


Blanco merupakan pelukis "mahal & berkwalitas dunia" pada masanya, dia juga teman pelukis Basuki Abdullah, Lee Man Fong, presiden Sukarno dan keluarga, Adam Malik, presiden Suharto, raja Kamboja Norodom Sihanouk hingga Mick Jagger dan Michael Jackson.   Ada beberapa lukisannya menggambarkan Michael Jackson sebagai tanda kekagumannya pada The King of Pop dan beberapa diberikan langsung kepada Jacko.


Di Bali ini ia kemudian bertemu belahan jiwanya, seorang penari Bali yang juga menjadi sebagian besar objek lukisnya, "Ni Ronji".  Pernikahan mereka dikaruniai 4 orang anak  (1 putra & 3 putri).

Dan di akhir hayatnya, Antonio Mario Blanco adalah seorang warganegara Indonesia dengan tempat tinggal di Ubud - Bali.


www.blancobali.co.id



Mario sedang menjelaskan ke gue latar belakang lukisan yg dibuat papanya, ruangan ini tidak boleh memotret, namun anak gue Khalil umur (5 thn) nggak paham, pas motret ini langsung gue larang secara lembut, huahuahua
Diruang ini karya lukis, bingkai, perpaduan warna dalam ruang ini, tata letak, desain tangga dan seluruh isi ruang dibuat atas dasar seni yg patut di ancungi jempol

…..master deh


lantai 3 museum utama, di top-roof dapat melihat keindahan ubud.


Foto gue sekeluarga didepan museum, minta tolong Mario yg jepret


bersama Mario Blanco.....


Salah satu ruang keluarga disamping studio, banyak terpajang foto mereka sekeluarga


Tempat Antonio Blanco melukis, saat ini dipakai Mario sebagai tempat melukisnya

Terdapat banyak repro lukisan di sebut ”Lithographs” untuk koleksi atau kenangan yg dapat dibeli termasuk bingkai, ditanda tangani oleh Don Antonio Blanco, harga berkisar US$ 800 s/d US$  6.000,- untuk yg asli dikoleksi di Museum Blanco sebagian besar.


Karya Lukis Antonio Blanco dibuat dalam bentuk "art-card" (foto foreground) Rp 25.000,- an ditandatangi oleh Mario Blanco.


Di sebelah kiri komposisi foto Studio ini, pada sudut kiri, terdapat ruang kerja lainnya Antonio Blanco


Mario Blanco gue foto dengan mengunakan available light...ruang studio ini...window lightnya keren....cahaya atas atap, arah kanan....bergaya rembrant light.



Mario Blanco melukis, difoto dengan mengunakan flash SB gue dengan wireless dan dipasang ditripod (sebagian pesanan yg dibeli dari gue).


Khalil (5 thn) ikut juga motret om Mario melukis


Baru motret sebentar, Khalil minta ikut melukis....hualaaah


Om Mario berbaik hati, mau melayani Khalil yg pengen melukis


Huahuaua...mudahan-mudahan Khalil menular kemampuan melukis Blanco.


Ruang Pajang lukisan Mario Blanco


sumber : www.blancobali.com

Lukisan Ni Ronji Dancing, salah satu lukisan favorite gue,  model lukis ini "Ni Ronji" menjadi model tetap Don Antonio Blanco, yg akhirnya menjadi istrinya sang pelukis legenda tsb.


Ni Ronji (mama Mario) seorang legenda penari Bali yang juga menjadi sebagian besar objek lukisnya Don Antonio Blanco (papa Mario), pada masa kininya.

Suasana di suatu pojok di museum Blanco, Ni Ronji akan bersembahyang



Ni Ronji sedang mempersiapnya ritual sembahyang


Sembahyang Ni Ronji khusuk dan hening.......


Sudut lain Museum Blanco.....artistik disetiap penjuru Museum Blanco.  Karya Seni di sini bukan hanya lukisan dan bingkai made in Blanco saja, tapi juga arsitektur, desain taman, hingga tata letak ruang dan pemilihan bahan baku, semua ide dasar dari Don Blanco.


Mario bergaya dgn gearnya, sisi lain kegemaran Mario Blanco (disamping melukis sebagai seni utama)


Kata Mario ke gue "Nicko...ini gaya umum fotografer (foto kiri), nah kalau ini (foto kanan) gaya orang Bali motret", hauhauhauhau



Mario, Komang dan gue......berawal dari Komang "murmergus owner" beli Paket lampu studio dengan gue, disitu lah gue kenalan dengan Mario Blanco yg saat itu sedang bersama Komang (mereka berteman dekat).


Akhir kunjungan gerbang ini yg terakhir di potret.....
tidak terasa sudah 7 jam lebih, gue berada dirumah/museum Blanco. dari Jam 11.00 s/d sore menjelang malam waktu WITA.
"Sambutan yg hangat dan bersahabat dari Mario sekeluarga, berkesan bagi gue dan istri.....hmmmm very nice"
Syukur bagi gue yg "fans berat" karya-karya lukis Don Antonio Blanco sejak masa kuliah dulu, yg disambut dgn rasa kekerabatan dari keluarganya....
Tx to bro Mario Blanco.....



nb : foto tidak olah digital, di PS hanya bw, color balance dan burning pada sisi sudut pada beberapa foto.....
untuk foto IR museum...baru di oldig dikit gatenya gue terangin karena backlight, foto Mario & Khalil melukis di edit buat frame dan tone, foto Ni Ronji sembayang, di PS edit 2 tone, juga foto gerbang terakhir edit di channel mixer agar daun kuning.....
........klik pada foto untuk zoom