Rabu, 28 April 2010

(TRAVEL) "Balinese" ngaben, human interest, others dan test mobilite Tronic PFL 400 CD, april 2010

...

Disaat selesai
membuat event dan penjurian tronic foto contest 3, di JHCC Jkt 2010

Mendadak senang dan bercampur duka…

Ketika di hubungi bro Mario Blanco via telpon….
 


untuk ajakan dia, membantu meliput acara ngaben tokoh Bali Prof. Dr. Ida Bagus Oka, mantan rektor Unud, gubernur  Bali dan pernah menjabat sebagai menteri negara kependudukan dari kabinet reformasi, dan segudang prestasi lainnya,  yg juga menjadi keluaga besarnya, (adiknya Mahadewi Blanco menikah dgn putra bpk Oka)

Yang membuat senang, jujur saja, sudah sering motret ke Bali, tapi ini pertama kali motret ngaben....hmmm jadi malu gue wkwkwk.
Kemana aja sih ?


Yang membuat duka, kita telah kehilangan salah satu putra bangsa yg merupakan tokoh bali dan negara, Prof. Dr. Ida Bagus Oka.  Semoga almarhum diberi tempat terbaik “disana” dan keluarga yg ditinggalkan diberi ketabahan.


almarhum bpk Oka, repro dari lukisan di rumah beliau


Tgl 7 s/d 11 April  (4 hari) di Bali.

sampai di ubud, nginap di The Blanco Renaissance Museum, hari sudah malam.  Satu yg pasti BENAR…tulisan di pintu gerbang museum…
”the home, the studio, the galleries, the garden, the balinese family and the creative works of the artist”


kekeluargaan, sangat artistik & megah……masterpiece

billboard besar didepan museum….desain by : gue

sesampainya, ngobrol bentar dgn bro mario blanco, trus istirahat untuk acara besok, ceremoni sehari sebelum ngaben bpk Oka, "pengambilan air suci"

DAY 01

“nick……ayo….berangkat” kata Mario kegue di pagi hari….
“Sebaiknya pakai baju yg sama juga” jawabnya cepat….sambil meminjamkan koleksi sarung udeng dan kawan2.
supaya dapat membaur dengan yg hadir......biar tidak dianggap asing. dan kita bebas berekpresi dgn tetap menghormati acara braderrrrrrrrrrrrr....wkwkwkkwk

“Sini tak bantuin nick” kata ketut lecir




diajarin langsung sama ahlinya…hehehehe…tx bli



agak kaku memang….hehehuhuhu…..yah sudah lah….yg penting
“think globally, dress locally”


bro Mario & ketut lecir mensetting kamera mereka

gue juga, namun ditambah sesekali, mensetting sarung yg kandang melorot…
wkwkwk hehehhhuhuhu
 

ruang tempat peti jenazah bpk Oka

terlihat sang menantu, maha dewi blanco sedang mempersiapkan dupa


“look at me”
selanjutnya mempersiapkan sang anak untuk acara pengambilan air suci.


dicandid oleh sang abang, Mario Blanco
terlihat dikiri, suami Maha Blanco (Ida Bagus Oka Surya Putra) dan
anak mereka Ida Bagus Heugenia Blanco Oka.




“canda”
Cucu dan anak bapak Oka (Ida Bagus Oka Indratenaya) besenda gurau
sebelum acara yg penuh dgn nuansa kekeluargaan yg hangat


Keluarga yg ditinggalkan bpk Oka.


beranjak ketempat pengambilan air suci. 


“sibuk”
moment ini didapat saat sebelum doa...barisan sudah rapat mengisi...namun masih belum dipimpin, dan masih beraktivity satu dan lain, terutama panitia acara...sehingga momentnya rapat tubuh tersusun rapi...membentuk pola...tinggal melirik komposisi...klik....enjoy



saat persiapannya



suasana sembahyang untuk pengambilan air suci



“putri bali berdoa”
cucu bpk Oka yg bernama Ida Ayu Keysha Zeta Blanco Oka.


khusuk berdoa


“putri bali ini bintangnya dalam acara…hmmmmm “  ujar gue tak sadar dicandid ketut lecir, saat gue motret dgn lighting PFL 400 CD Tronic

foto by : ketut lecir



“mata memandang”


putri bali Zeta Blanco Oka
Perpaduan Spanyol-Bali…jadi muncul cantiknya Aceh ?
(menurut gue loooo wkwkwk membela kampung sendiri hehehe)




DAY 02


"Ngaben"

Sumber Wikipedia : Ngaben adalah upacara pembakaran mayat atau kremasi umat Hindu di Bali, Indonesia. Acara Ngaben merupakan suatu ritual yang dilaksanakan guna mengirim jenasah kepada kehidupan mendatang. Jenasah diletakkan selayaknya sedang tidur, dan keluarga yang ditinggalkan akan senantiasa beranggapan demikian (tertidur). Tidak ada airmata, karena jenasah secara sementara waktu tidak ada dan akan menjalani reinkarnasa atau menemukan pengistirahatan terakhir di Moksha (bebas dari roda kematian dan reinkarnasi).

Hari yang sesuai untuk acara ini selalu didiskusikan dengan orang yang paham. Pada hari ini, tubuh jenasah diletakkan didalam peti-mati. Peti-mati ini diletakkan di dalam sarcophagus yang menyerupai Lembu atau dalam Wadah berbentuk vihara yang terbuat dari kayu dan kertas. Bentuk lembu atau vihara dibawa ke tempat kremasi melalui suatu prosesi. Prosesi ini tidak berjalan pada satu jalan lurus. Hal ini guna mengacaukan roh jahat dan menjauhkannya dari jenasah.

Puncak acara Ngaben adalah pembakaran keluruhan struktur (Lembu atau vihara yang terbuat dari kayu dan kertas), berserta dengan jenasah. Api dibutuhkan untuk membebaskan roh dari tubuh dan memudahkan reinkarnasi.

Ngaben tidak senantiasa dilakukan dengan segaera. Untuk anggota kasta yang tinggi, sangatlah wajar untuk melakukan ritual ini dalam waktu 3 hari. Tetapi untuk anggota kasta yang rendah, jenasah terlebih dahulu dikuburkan dan kemudian, biasanya dalam acara kelompok untuk suatu kampung, dikremasikan.

Ngaben Prof. Dr. Ida Bagus Oka
mantan gubernur Bali dan pernah menjabat sebagai menteri negara kependudukan, kabinet reformasi.
meninggal : 7 maret 2010
plebon : 9 april 2010





"persiapan ngaben"

Memberi "hantaran"...Saat persiapan menjelang Ngaben
Pakai lighting mobilite tronic PFL 400 Cd


Ketika api mulai disulut, kobaran api mulai membesar, membakar jenazah. Tahap demi tahap api suci mulai menghanguskan jasad.
Asap mengulung dan membumbung ke angkasa.
Habis sudah ikatan dengan dunia dari sang jenazah.
Dan jiwa yang bersemayam di badan kasarnya,
terbang menuju tempat yang lebih baik di alam sang pencipta…..


dan keluarga yg ditinggalkan, melepas kepergiannya..


lagi...

dan lagi……. menuju tempat yang lebih baik di alam sang pencipta.



Selesai sudah acara dan kami pun pulang sambil merencanakan motret sore hari
Sore menuju penglipuran, kampung bali dengan rumah asli ?
Diperjalanan mampir ke pura cagar budaya (klasik)
Gerimis muncul….ketut lecir memayungi mario blanco
Gue mending dalem mobil motret buka kaca wkwkwkwk




“waaaa…rumahnya jadul” kata bro mario
 

dapurnya masih klasik

weee gerbangnya jadul juga….


suasana desa bali penglipuran
 

ketut lecir dgn membantu pegang lighting mobilite Tronic PFL 400 CD

karena jelang malam mulai merayap turun, kami pun bergegas pulang….lumayan untuk survey dan motret kemudian waktu.
Langsung save favorite di google maps via bb. Suatu yg menarik….google maps bekerja baik di bali, detailnya dapet. TOP

Diperjalanan kami merencanakan pemotretan esok hari dari subuh jam 5 pagi sudah berangkat, ke "puncak"nya bali….gunung batur…berhawa dingin dan sejuk




DAY 03
Pagi hari

"3 gunung"
gunung batur, abang dan agung, Bali


"batur view"

kabut pagi yg menyelimuti dibawah sana...
view from puncak batur mountain, Bali.
nikon D2X (D40 kantongin dulu) biar dapet range lebih detail, lensa nikon 105mm fix,
filter tianya gradual ND

ini foto. difoto kondisi pagi. Kalo pun dilihat mata telanjang emang udah bagus.
Hanya bagaimana kita seleksi di frame.
Di edit cuma angkat warna dikit saja.

...masih ingat sejuk & segarnya di spot ini...hmmmm

paginya sarapan dan kopi hangat sangat menyempurnakan suasana.

Selajutnya perjalanan kami lanjut ke kintamani dilanjut ke desa trunyan, mau tahu tentang makam yang mayatnya tak dikubur namun tak berbau busuk



"panen lukisan"

biasanya kalau ke daerah lain di indonesia, dipinggir sawah begini, yg dijemur padi, ikan asin dll hehehe
namanya juga bali....karya seni, yg dijemur masyarakat sekitarnya...wkwkwkwk
kintamani, bali
Disini…..saat negoisasi ke 2 (cari yg murah) untuk naik perahu ke desa trunyan…kami dapat bonus tambahan, seorang nenek melintas….kami candid


nenek “mangku dalang”


perjalanan kami lanjut menuju desa terakhir tempat boat Rp 300.000
menyusuri danau dengan pemandangan yg indah
 

rumah penduduk yg masih asli

jalannya naik-turun & berkelok-kelok


sampai jug kami ke boat menuju desa Trunyan
boat yg pakai atap yg dipakai
 

sampai di dermaga….di balik gapura tersebar tengkorak…hiiiiii

gerbangnya….dijaga tengkorak ?


kelompok tengkorak
 

bro mario uji nyali…..mantap

Desa Trunyan banyak di kabar tidak sedap terjadi.
Petikan dari forum diskusi di fotografer.net

(etoy) Subagio Rasidi Kusrini
Vienna, Austria

Desa Trunyan, Bali (Summer 1979 dan terakhir Summer 2008)
Di desa Trunyan, saya mengalami beberapa kali pengalaman yang sangat jelek selama di Trunyan. Disini pengunjung tidak saja di peras untuk dimintakan sumbangan secara paksa, tetapi juga juga untuk membuat foto foto dan kalau anda sial seperti saya, perahu yang mengantarkan anda tidak akan kembali kalau anda tidak bersedia untuk membayar lebih, modus kejadian ini hampir selalu terjadi kalau pengunjung ingin kembali ketika hari sudah mendekati magrib, ini terjadi 21 tahun yang lalu. Setelah itu saya masih 3 kali kesana dan sekarang saya betul betul kapok dan dalam setiap SlideShow mengenai Bali di Austria, saya selalu memperkenalkan metoda pemerasan ini.

Di Trunyan seorang pengunjung harus hati hati ketika mengeluarkan dompet untuk memberi sumbangan, lengah sedikit dompet akan di "sambar" oleh orang desa Trunyan tanpa ada rasa malu sedikitpun.


Palty O. S.
Jakarta

Pengalaman di trunyan : sewa kapal 350 ribu, sampai disana langsung dimintain rokok, kebetulan di kantong ada 2 bungkus surya pro, saya kasih satu yang masih belum di buka, "pegang aja pak" saya bilang begitu. Tujuan kesitu memang mau tahu tentang makam yang mayatnya tak dikubur namun tak berbau busuk. tanya sana sini, ngalor ngidul, terus dimintain uang buat sumbangan pemeliharaan katanya, sukarela kok, trik pancingan di taruh 100 ribuan 2 lembar 50 ribuan 4 lembar, kami ber 10 orang, semua ngasih, 4 orang 20 ribu, 4 orang 50 ribu, 2 orang 100 ribu. Itu semua dikasih karena memang kita mau ikutan memelihara budaya indonesia. Pas selesai dan mau pulang, mereka minta uang "SUKARELA" buat mereka penjaga makam.....
Karuan saja "BATAK" saya keluar habis-habisan disitu "TADI KENAPA GAK NGOMONG KALAU MAU MINTA LAGI, KAN BISA SAYA SISIHKAN DARI UANG PEMELIHARAAN TADI". Niat yang ikhlas tadi jadi gak ikhlas deh gara-gara digituin. Dan sangkin dongkolnya, sesering-seringnya ke bali, gak bakalan nginjek TRUNYAN lagi..... lebih baik ke gunung batur!! lebih indah dan sejuk!! big grin - dan yang mereka dapetin cuma makian dari saya aja..... rasain luh!!

Informasi tersebut banyak benarnya….
atas dasar info seperti subagio, palty dan banyak lagi, gue juga was-was mau kesana
berhubung penasaran dan mau buktikan, kita coba
kalau dekat restauran terapung (kintamani) ada boat menuju kuburan trunyan (mahal rp 400.000 mentok) dan pedagang asongan yg masih agresif (minimal belanja rp 5.000 sudah buat dia senang)...cuma kalau kira menyusuri jalan tersebut..sampai ketemu desa terakhir yg bisa dilalui mobil...
harga lebih murah sewa boat rp 300.000 (sudah termasuk sumbangan di pulaunya, walau sebenarnya menurut saya masih mahal, ya sudahlah),
update : dan mereka terlihat sudah mulai merasakan impact dari "budaya reman" membuat mereka menurun pendapatan dari sektor pariwisata.
sampai di pulau kuburan, dgn budaya mereka membiarkan tengkorak muncul dipermukaan tanah...piring sumbangan memang saya lihat diberi taktik taruh uang rp 100.000, ada dua lembar...
penjaganya agresif, namun menahan diri, karena sikap yg saya tonjolkan kemereka, "jangan pugli, berbahaya bagi trunyan" kurang lebih begitu lah messagenya.
setelah puas motret, kita selip rp 50.000 di piring...penjaga tidak kasar...cuma mencoba agak agresif untuk nambah...saya bilang tidak.

Cuma 30 menit kami disini….

Lanjut kembali ke darat….dan merasa kurang "konsen" motret karena situasi diatas.

Kami pun melihat LCD dan tertegun mau motret nenek yg ketemu di kintamani tadi….bergegas dan dengan modal foto di LCD…ketut disuruh bro mario bertanya ke salah satu rumah…eh..rejeki…ternyata itu rumah nenek tersebut.

PDKT terjadi, dan kami mulai men set lighthing dgn mobilite Tronic PFL 400 CD
 

Test lighthing….bro mario jadi model


baru nenek nya duduk….ditemani cucunya hehehehe ?
eit sorry…itu bukan cucunya, tetapi ketut lecir.


“diajarin nenek”
nenek mangku dalang dan cucunya



“nenek mangku dalang”
ssssssssss…..long live for you dadong

“old balinese smoker”
foto pilihan editor  -world online galery- "1x.com"
kisah di belakang prestasi ini


nenek "mangku dalang" dan pesona senjanya.
kamera nikon d40, lensa nikon 105mm
lighting mobilite tronic PFL 400 CD

selesai sudah pemotretan kali ini…dan kami beranjak pulang.

Tx to bro mario blanco atas kekeluargaannya
Tx juga atas pinjaman baju adatnya
Tx to ketut lecir yg ngebantu jadi team ligthingnya


me : nickodarwis
foto by : mario blanco

hmm...absen gear gue ahh :
nikon D40 & lensa 105mm fix ditangan kanan
digantung leher nikon D2X dan lensa 50mm fix nikon
mobilite tronic pfl 400 cd ditangan kiri,
batterainya digantung dileher, berdamping dgn nikon D2X.
dipanggul ditas...lensa sigma 10-20mm, flash tronic s1900, flash tronic seri 9 for nikon, filter tianya 8 jenis, nd 8, wireless triger tronic, omni bounce, cleaning kit. (dll keperluan pribadi lainnya) wkwkwkwkwk




kesimpulan :
sangat enak membawa mobilite tsb, small and powerfull,
energi baterai tahan 400 frame,
watt 400ws....syarat  ligthing mobilite...
gadget & fashion look :)
sampai flash eksternal saya nggak sempat terpakai di event ini.



by : nickodarwis
bali, april 2010


TRAVEL - BALI BEFORE...ramadhan 2009

16 komentar:

  1. perjalanan yg menarik pak.....dan penuh dengan cerita....

    BalasHapus
  2. mmg mantap balutan cerita mantan wartawan, seolah2 kt mmg sdg ada di sblh yg cerita, hehehe

    BalasHapus
  3. mantab bos asik tuh motretnya ikuut donk kl ada lagi....

    BalasHapus
  4. cerita yg mantaP

    contoh ikLan Produk yang bagoosss
    :)
    hehehehehehe

    BalasHapus
  5. btw,,settingan Lampu buat moto nenek qo gak ada
    ;)
    hihihihi

    BalasHapus
  6. wow..petualangna yang seru bli......saya aja yang deket dengan kintamani belumpernah motert kesana..:)

    BalasHapus
  7. @ ronaldoct...tx bro
    @ jack..wkwkwkwk...wartawan kampus iya...makanya sekarang nggak kerja di koran or majalah gede...buat elektronic magazine ini (blog)
    @ boy...tx bro...sering dadakan brader
    @ irvan..wkwkwkwk...ini bukan iklan...travel sekalian test product
    setting normal...karena dibelakang nenek itu ruang tamunya (motret dipintu depan) diagfrahma angka 11..jadi gelap belakangnya.
    @ uli masa sih...buktinya kemarin gue ketemu lu dibali desa penglipuran...lu lagi cari duit...motret prewed...nyakcak bli...TOP

    BalasHapus
  8. @ nicco...itu nggak cari duit...tapi cuma jadi guide aja.....temen dari surabaya

    BalasHapus
  9. Gearnya siap tempur boss,..lengkap banget,...siiip Liputan balinya,..

    BalasHapus
  10. @ ulli...ooo...sayang ya mau magrib kita ketemu...kalo nggak bisa hunting bareng sama
    @anak...wkwkwkwk....tx n enjoy

    BalasHapus
  11. aku suka sekali foto old balinese smokernya ... berasa ... :)

    BalasHapus
  12. @ husni tx n enjoy
    @ nas...sip :)

    BalasHapus
  13. kereeen sekali, komplit deh liputannya, foto2nya dan tulisannya sangat menarik & asyik dibaca.. thxs for sharing & good luck selalu ! salam dari Chicago AQ

    BalasHapus