Minggu, 30 Desember 2007

(SHARE) Pop Up/Internal Flash Nasibmu kini ?


Go !.....Pop Up /  Internal flash


Nasib mu terkesan hanya pelengkap dalam kamera ku !
Ketika ku bawa motret, banyak kuhindari pemakaian mu.

Dipikiran ku…..,

Kalau ku pakai foto jadi flat, nggak greget, murahan dan bergaya “biasa banget”…!

Kalau diposisikan terbuka, aku takut, kamu patah, karena bentuk mu
yg
kurus dan rapuh, sehingga kalau aku jual body slr ini kelak, harga menungkik-turun dgn tajam.
Kusimpan saja dirimu itu…..


Dalam mengekslpore fotografi, memang kita harus terus mencoba-mencoba dan mencoba.
Foto-foto kita buat, ada baiknya tampil beda, nggak sekedar dok
umentasi (foto yg kaku, foto dengan sinar terang benderang. “Foto biasa”, an ordinary picture coming from an ordinary shot), tetapi berusaha foto tsb bisa disebut “karya fotografi” yg minimal saja sudah cukup, nggak muluk-muluk lah dgn “gear standart”…hehehehe
foto dapat bercerita dan “greget” untuk diamati….ada permainan cahaya dan sedikit efek-efeknya. Mengkutip dari HS Gautama, sebaiknya kita berusaha menciptakan “ilusi visual”. Disinilah maka akan muncul “rasa” dalam foto tersebut. http://hsgautama.multiply.com/journal/item/242/Fotografi_Cahaya_Selektif


Pada shutter speed lambat kamera foto, banyak momet yg tak terduga, efek mengalir atau motion dari obyek bergerak atau gerakan cahaya dapat juga memper”unik” foto-foto kita.


Tanpa flash permainan efek motion cahaya bisa dilakukan, tetapi obyek yg tidak terkena sapuan sinar menjadi gelap, dan benda (POI) yg bergerak tidak dapat “dibekukan” frezze. Untuk membuat foto yg lebih berbicara pada
shutter gerakan lambat, seringnya kita membutuhkan POI yg terang dan ada efek bekunya, agar foto dapat bercerita dengan baik, suasana gembira, aksi, dll dapat dipertahankan.

Selama ini, ada suatu pemikiran..jika tidak memiliki flash (GN tinggi, TTL BL dan kecanggihan lainnya) serta tripod pro (ada ballheadnya) jangan merasa, “wah gw nggak punya flash dan tripod nih” nggak bisa ikut dari ajakan hunting “night shoot” dengan temen2 yg bikin event kecil tsb.   Hal lainnya lagi, seringnya kita berpergian cuma membawa peralatan minimal gear kita
, gampang dibawa dan dapat masuk tas kecil, dengan body DSLR berserta lensa kit (atau satu lensa favorite saja), tanpa tripod (nggak mau ribet) bahkan terkadang kita cuma membawa lensa pocket.

Internal/pop up flash internal yg sering dihindari pemakaiannya sebenarnya menyimpan beberapa manfaat untuk meningkatkan skill dan penetrasi gaya fotografi kita.

Kalau di kamera pocket menyediakan mode exposure “night scene” sehingga terpilih shutter speed rendah dan flash internal tetap menyala.

Pada kamera DSLR dapat mengaktifkan :
1. Flash Rear Sync (2nd curtain) pada setting flash
anda, flash ak
an hidup diawal “shutter on” dan akan “on kembali” menangkap posisi akhir pergerakan POI.  Boleh memakai tripod untuk bertahan dari guncangan dari shutter yg panjang.  Sah-sah juga jika tidak memakai tripod

2. Flash normal (1st curtain)
pada setting flash anda, flash akan hidup diawal, dan rana yg terbuka akan merekam gerakan POI. 
Boleh memakai tripod untuk bertahan dari guncangan dari shutter yg panjang.  Sah-sah juga jika tidak memakai tripod feel free !

Kebanyakan DSLR memiliki setting shutter speed “BLUB”. Shutter speed ini biasanya ditandai dgn huruf “B”.  Jika kamera diatur ke setting Blub
maka shutter akan terbuka selama tombol shutter ditekan. Shutter speed dapat kita kontrol sesuka kita dari speed tinggi ke rendah sekalipun, biar lebih fleksible.

Semakin lama shutter speed dibuka (8 s/d 30 detik bisa lebih) maka gambar menjadi terang dan obyek yg bergerak akan terlihat mengalir.

Satu yg pasti penggunaan shutter speed yg panjang membuat kamera rentan terhadap goyangan, POI bisa blur/shake. 

Namun jika menggunakan flash, minimal pop up/internal flash, dengan tehnik Rear Sync (2nd curtain) yg hidup diawal ketika shutter on dan akhir ketika shutter d
ilepas.  Atau bisa dgn Flash (1st curtain), dan
diantara gerakan/atau aliran cahaya, ada posisi akhir pergerakan POI yg tertangkap, beku dan freezze, boleh tidak memeakai tripod.

caranya:
Kamera diarahkan pada suasana yg hendak difoto, boleh d
ibidik tanpa melihat view finder, boleh juga dgn membidik langsung, memang tidak semua foto bagus hasilnya, Btw banyak juga hasil foto yg cukup membuat “kejutan” diluar perkiraan kita, sehingga foto tersebut jadi “unik” not ordinary shot.


Untuk eksploring lebih dalam, dapat kita mainkan tehnik Zomming & Rotating.
1. tehnik Zooming
, mainkan zoom maju-mundur pada
saat shutter se
dang terbuka, bertujuan untuk memperkuat efek gerak, dll.  Posisi flash nyala diawal dan terakhir, pakai rear sync (2nd curtain) with low speed ( blub s/d speed 1/2)
2. tehnik Rotating, putar body camera anda pada saat shutter sedang terbuka,
bertujuan untuk memperkuat efek gerak berputar, dll. Posisi flash nyala diawal, pakai posisi flash normal (1st curtain) dengan low speed ( blub s/d speed 1/2)
Dgn sering latihan, kita akan semakin memahami karakteristik gaya ini.


Pop Up / Internal Flash……..

Kini aku baru sadar, dirimu yg mungil itu lumayan berarti dalam ekspl
orasi ku dalam memotret.



Contoh foto
pakai rear sync (2nd curtain) with low speed:
saya gunakan kamera Nikon D70s & D200, serta lensa Tamron 17-50 mm f 2.8 & Nikon 18-200 vr f 3.5.  Pop Up / Internal Flash posisi Direct.

Foto pakai tripod :

D70s lensa Tamron 17-50mm f 2.8


Foto-foto tanpa tripod:

D70s lensa Tamron 11-18mm f 4.5-5.6



D70s lensa Tamron 11-18mm f 4.5-5.6


D70s lensa Tamron 11-18mm f 4.5-5.6


D200, lensa Nikon 18-200 VR f 3.5 (vr off)



D200, lensa Nikon 18-200 VR f 3.5 (vr off)



D70s lensa Tamron 17-50mm f 2.8



D70s lensa Tamron 17-50mm f 2.8



D200, lensa Nikon 18-200 VR f 3.5 (vr off)



D200, lensa Nikon 18-200 VR f 3.5 (vr)


S3pro, lensa Tamron for Nikon 11-18mm



S3pro, lensa Tamron for Nikon 11-18mm


Contoh foto pakai flash (1st curtain) with low speed:
saya gunakan kamera Nikon D300, serta lensa nikkor 10,5 mm f 2.8.  Pop Up / Internal Flash posisi Direct.

Foto tanpa tripod :

Nikon D300, serta lensa nikkor 10,5 mm f 2.8


Nikon D300, serta lensa nikkor 10,5 mm f 2.8


Nikon D300, serta lensa nikkor 10,5 mm f 2.8

Nikon D300, serta lensa nikkor 10,5 mm f 2.8







nb :

hasil foto anak ku Khalil diumur 5 th (TK nol besar) belajar efek ini : klik link dibawah





Sisi lain manfaat Pop Up/ Internal Flash

Untuk direct flash dalam bermain efek motion diatas memang ok, btw untuk foto close up dan portrait lainnya jika tidak diberi accessoris tambahan, foto kita jadi datar, malah ada kekurangannya….

detail, review dan solusinya lihat disini :

http://nickodarwis.multiply.com/journal/item/13





26 komentar:

  1. Gua naksir diffuser kecil di blog elu, yg buat pop up flash tuh. Model saku dan dicantolin praktis. Jujur aja, gua baru ngeh ada barang itu di pasaran setelah liat blog elu ini hehehehe....

    BalasHapus
  2. ambil di kantor aja bang :)....
    awalnya gw yg pertama masukin ke RI nih pop up/internal flash diffuser 3th party, sekarang sih udah ada yg ikut masukin, soale gw laku keras bang...hehehehe

    BalasHapus
  3. bole, beli satu ya . gua pake 350D canon

    BalasHapus
  4. rabu gue masuk kantor bang, gw anter deh, sms no hp hsg ke 0818 0818 5287 or 99175335

    BalasHapus
  5. bro, diffusernya oke banget.. udah gue coba.. hasilnya more warm compare to direct pop up flash.. tapi blum berhasil nih buat foto kembang api..
    foto yang diatas (anak bro yang maen kembang api) itu di set ke f2.8 ya ? kok gak over expose yah ?

    BalasHapus
  6. bro suwarna...tx udah beli pop up diffuser gw....kalo versi tone yg lain set w/b aja....
    untuk "fire work" keep eksplore, beli kembang api, suruh anak mainin sampe bisa deh
    oow itu maksudnya gw pake lensa tsb....
    untuk foto2 tersebut, gw set f 8 s/d f 22 asiknya.... :)

    BalasHapus
  7. terima kasih ... ini sangat berguna tuk saya yang masih baru dalam ilmu fotografie

    BalasHapus
  8. bro darwis.. okay deh.. gua coba lagi ntar malem... thx.

    BalasHapus
  9. @ ka2ka sip :)
    @ bro suwarna, keep training, gw aja masih penasaran dgn karakteristik gaya ini...setiap ada kesempatan gw coba trus.

    BalasHapus
  10. flash diffuser ini bisa buat canon s3 is nggak ?

    BalasHapus
  11. aduh???
    hmmm....bisa nggak sob, pake "blitz eksternal" dilist camera yg cocok di :
    http://nickodarwis.multiply.com/journal/item/13

    BalasHapus
  12. allo pak.....keren gila foto2nya......(ronald-samarinda)

    BalasHapus
  13. ini ronald JB hot. ya?
    kalo betul, today ya pop upnya gw kirim to u my best buyer hehehe

    BalasHapus
  14. iya pak.....ok thx ditunggu brgnya......

    BalasHapus
  15. mantap, udah gw kirim kesamarinda via jne ya bro, kemarin. tx

    BalasHapus
  16. salam kenal Om Nicko... ingin sekali punya diffusernya...
    gil kantor di kebayoran lama dan rumah di bekasi barat...
    gimana caranya ya???? hiks

    BalasHapus
  17. agil mampir ke kantor gw di mampang, atau kerumah di bekasi barat dkt fly over pasar kranji, atau gw kirim via tiki....sms gw dulu ya :)

    BalasHapus
  18. gw tadi dah kontak mo beli...... ntar siang kurir gua mo ambil 2 ya... thanks

    BalasHapus
  19. tx sinaumoto, barusan kurirnya ambil kekantor ku :)

    BalasHapus
  20. Kalo untuk Nikon D80 ada gak ya mas?.

    BalasHapus
  21. bisa semua kamera, universal :)

    BalasHapus
  22. bos.. saya selalu kesulitan kalo udah malam dan didalam ruangan yang agak kurang pencahayaan apalagi ndak ada flafon ato rumah besar.. mohon sarannya..

    BalasHapus
  23. makasih shraing bro Nicko, sangat bermanfaat

    BalasHapus